www.diyanfatecha.blogspot.co.id |
Assalamu’alaikum Warrahmatullah kawanku.... Bismillahirrahmanirrahim
kali ini saya diyan fatecha akan bagikan nasihat untuk kawan kawan ku .. d baca
ya .. dan d amalkan hehe ..
-7 Nasihat Menjelang Ramadhan-
Berniatlah dengan jujur. Bertekadlah bahwa diri kita
akan senantiasa berada dalam kondisi yang diridhai Allah ta’ala ketika Ramadhan
telah datang. Niat adalah pondasi amal, dan niat seorang mukmin lebih agung daripada amalnya. Adalah imam Ahmad rahimahullah,
telah menasehati anaknya dengan berkata :
Pertanyaannya...
Apa yang telah kita niatkan untuk dilakukan di bulan
Ramadhan esok?
Aktivitas apa yang telah kita rencanakan di siang dan
malam hari bulan Ramadhan?
Apakah kita telah berniat untuk semakin mendekatkan
diri kepada-Nya?
Apakah kita telah berniat mengkhatamkan al-Quran?
Apakah kita telah berniat untuk tidak tertinggal
melaksanakan shalat jama’ah meski hanya sekali?
Apakah kita telah berniat untuk tidak menyia-nyiakan
shalat tarawih?
Ataukah... saat ini Allah ternyata menyaksikan
kelalaian, sikap meremehkan pada hati kita, atau Dia melihat niat kita untuk
menonton sinetron A, kuis B, acara interaktif C, yang semuanya merupakan ‘pencuri-pencuri
keberkahan Ramadhan’ dan menjauhkan seorang muslim dari beribadah di bulan
tersebut. Kondisi orang-orang yang berpartisipasi dalam menayangkan
program-program tersebut teramat serupa dengan apa yang digambarkan Allah
ta’ala dalam ayat berikut. Allah ta’ala berfirman :
Nasehat kedua
Memperbanyak taubat dan istighfar (permohonan
ampunan) menjelang Ramadhan. Rahasia mengapa kita membutuhkan kedua hal
tersebut adalah dikarenakan Ramadhan adalah bulan karamah, bulan yang dipenuhi
kemuliaan. Kemuliaan terbesar adalah terbebasnya diri kita dari siksa neraka,
sementara dosa dan kemaksiatan merupakan sebab utama yang menghalangi hamba
dari taufik, kebaikan, dan kemuliaan dari Allah ta’ala.
Mari kita merenungkan do’a nabi Sulaiman ‘alaihi
as-salam, ketika beliau memohon kepada Allah ta’ala, suatu kemuliaan yang agung
berupa kerajaan yang tidak akan dimiliki oleh seorang pun sepeninggal beliau.
Beliau memanjatkan do’a :
Sebelum meminta kemuliaan berupa kerajaan, terlebih
dahulu beliau memohon ampunan pada Allah, karena beliau mengetahui bahwa kemuliaan
tersebut tidak akan diperoleh kecuali setelah dosa-dosanya terampuni. Di antara
kemuliaan di bulan Ramadhan adalah kondisi ruhani, kenikmatan dan kelezatan
yang dirasakan hamba ketika berinteraksi dengan al-Quran. Hal tersebut tidak
dapat tercapai pada hati seorang yang tenggelam dalam kubangan dosa dan
kemaksiatan, karena tumpukan dosa akan menghalangi akal sehingga tidak mampu
untuk mentadabburi dan memahami al-Quran, serta menutup hati dari mereguk
manfaatnya.
Allah ta’ala berfirman,
Allah ta’ala juga berfirman,
Demikianlah efek dari dosa dan kemaksiatan, sehingga
perlu bertaubat dan memanjatkan permohonan ampun kepada Allah. Jika kita
merenungkan, kita dapat menyimpulkan bahwa hal inilah yang menjadi alasan
mengapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mewasiatkan bagi setiap orang yang
menginginkan kemuliaan malam Lailatul Qadr agar meminta maaf dan ampunan Allah
ta’ala,
Seoalah-olah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
hendak menyampaikan, ‘engkau tidak akan memperoleh kemuliaan Lailatul Qadr
kecuali setelah Allah memaafkan dan mengampunimu’. Oleh karenanya, menjelang momen
Ramadhan ini, hendaknya kita memperbanyak taubat dan istighfar, kembali kepada
Allah ta’ala hingga hati dan jiwa kita menjadi baik agar Allah berkenan
memuliakan kita dengan kemuliaan Ramadhan.
Nasihat ketiga
Berdo’alah kepada Allah dan menundukkan diri
kepadanya. Memohonlah agar Allah memberi pertolongan dan bimbingan kepada kita
di bulan Ramadhan untuk melakukan berbagai ketaatan yang dicintai dan diridhai-Nya.
Sesungguhnya kita tidak akan dibimbing untuk melakukan suatu ketaatan kecuali
jika Allah membantu kita melakukannya. Al-‘Izz bin Abdissalam rahimahullah
mengatakan,
Tujuan yang hendak dicapai bukanlah sekadar fisik
yang mencapai bulan Ramadhan, tapi yang hendak dicapai adalah Allah ta’ala
mengantarkan hati kita pada keridhaan-Nya, mendekat dengan-Nya di bulan Ramadhan.
Betapa banyak mereka yang fisiknya mendapati bulan Ramadhan, namun hatinya
terputus dari ridha Allah dan tidak
mendapatkan taufik. Mengingat pentingnya memohon
pertolongan Allah agar kita mampu melakukan segala sesuatu yang dapat
mendekatkan diri kepada-Nya,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah
hadits menasehati sahabat Mu’ad bin Jabal radhiallahu ‘anhu untuk memanjatkan
sebuah do’a di setiap akhir shalat. Do’a tersebut adalah,
Nasehat keempat
Motivasilah jiwa kita untuk merasakan manis dan
lezatnya pertemuan dengan bulan Ramadhan, penghargaan yang disediakan bagi
mereka yang berpuasa, agar jiwa termotivasi unutk merindukan bulan Ramadhan sebagaimana
kerinduan seseorang pada kekasih yang telah lama ditunggu.
Saudaraku, tentu kerinduan kita kepada Allah dan
ridha-Nya patut didahulukan agar ketaatan mudah dilakukan dan ditunaikan dengan
penuh kenyamanan dan kelezatan. Kelezatan apa yang kita peroleh ketika
melaksanakan qiyamul lail, beribadah di waktu sahur, merasakan haus dahaga dan
lapar, jika semua itu tidak terbangun di atas motivasi mencari ridha-Nya
seperti yang difirmankan Allah ta’ala,
Setiap orang yang memenuhi panggilan kekasihnya tanpa
ada kerinduan yang mendorongnya adalah orang yang dingin dan kasar. Klaim
cintanya tidaklah bernilai.
Nasihat kelima
Waspadalah dari para pemalas dan pengangguran yang
akan menghambatmu dalam melakukan aktivitas ibadah di bulan Ramadhan. Tidak ada
sesuatu yang lebih buruk bagi mereka yang sedang meniti jalam menuju ridha
Allah daripada sikap menganggur dan berinteraksi dengan para pengangguran.
Kata pepatah,
Allah ta’ala juga telah memerintahkan pada Nabi-Nya,
manusia terbaik, Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam agar bergaul dengan
mereka yang memiliki kesungguhan dalam meniti perjalanan menuju ridha Allah dan
meninggalkan interaksi dengan orang-orang yang lalai dari ketaatan. Allah
ta’ala berfirman,
Bergaullah dengan mereka yang memotivasi kita untuk
beribadah kepada Allah. Dan di sela pergaulan tersebut hendaklah kita saling mengingatkan
untuk memanfaatkan waktu dengan seoptimal mungkin.
Menghisab diri kita atas berlalunya momen dan waktu
yang berharga. Dapat kita lihat sebagian orang melaksanakan shalat Tarawih
dengan cepat, kemudian mereka pun begadang, ngobrol hingga larut malam, sehingga
tidak mendirikan shalat Subuh, dan mereka menyangka telah berbuat kebaikan.
Hendaknya kita menjauhi pergaulan dengan mereka dan bergaullah dengan mereka
yang kondisinya mengingatkanmu pada Allah ta’ala.
Nasihat keenam
Kenali kedudukan momen Ramadhan. Jika kita tidak
mengetahui kedudukan bulan Ramadhan, tentu kita tidak akan bersungguh-sungguh dan
bersemangat dalam memanfaatkan momen tersebut. Oleh karena itu, sibukkanlah
diri kita pada saat menjelang Ramadhan dengan membaca berbagai keutamaan dan
kedudukan bulan Ramadhan di sisi Allah. Bulan Ramadhan adalah bulan di mana
pintu-pintu surga terbuka; pintu-pintu neraka tertutup; dan di setiap malam di
saat berbuka kita dianugerahi do’a yang mustajab, sangat berpotensi untuk
dikabulkan; dan di setiap malam, Allah membebaskan sejumlah orang dari neraka.
Selain itu, setiap orang yang menghidupkan salah satu
malam, yaitu lailatul qadr, dengan ketaatan, niscaya akan diampuni dosa-dosanya
yang telah lalu. Keutamaan Ramadhan begitu banyak. Untuk mendukung hal tersebut
kita mesti bersemangat mendengarkan ceramah-ceramah keagamaan yang menerangkan
keutamaan dan kedudukan Ramadhan dan ibadah puasa agar menggerakkan jiwa kita
untuk memanfaatkan momen Ramadhan dengan aktivitas yang dicintai Allah ta’ala.
Nasihat ketujuh
Palajari fikih prioritas. Hal ini berarti dalam bulan
Ramadhan terdapat sejumlah amalan yang memiliki nilai lebih daripada amalan
yang lain. Dan salah satu indikasi baiknya agama seseorang adalah dia lebih bersemangat
melakukan ibadah-ibadah yang memiliki keutamaan lebih.
Jika merenungkan berbagai dalil yang memotivasi
setiap muslim untuk beribadah di bulan Ramadhan, kita dapat menyimpulkan bahwa
amal shalih yang dianjurkan allah untuk dikerjakan selama Ramadhan adalah:
- Membaca al-Quran
Ramadhan adalah bulan diturunkannya permulaan
al-Quran seperti yang difirmankan Allah dalam surat al-Baqarah ayat 185. Di
saat itu, Jibril alaihi as-salam turun ke langit dunia untuk mereview pelajaran
al-Quran bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Selain itu, di
samping puasa, al-Quran merupakan dua ‘sahabat’ yang akan memberikan manfaat di
dunia dan akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
- Qiyam Ramadhan (Shalat Tarawih)
Keutamaannya jelas. Dahulu di zaman Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, jika puasa tidaklah wajib, qiyam Ramadhan hampir diwajibkan.
Selain itu, untuk memudahkan orang melaksanakan qiyam Ramadhan, disyari’atkanlah
pelaksanaannya secara berjama’ah di zaman Umar bin al-Khathab radhiallahu
‘anhu. Dan di antara karunia Allah ta’ala kepada hamba-Nya, setiap orang yang
mendirikan qiyam Ramadhan bersama imam hingga selesai, akan dicatat memperoleh
pahala mendirikan shalat semalam suntuk.
- Bersedekah dan memberikan ifthar (hidangan berbuka)
Amalan ini salah satu amalan yang utama di bulan
Ramadhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah pribadi yang dermawan,
dan kedermawanan beliau semakin bertambah ketika memasuki bulan Ramadhan.
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
- Berdo’a
Berdo’a merupakan salah satu ibadah yang agung di
bulan Ramadhan. Inilah salah satu hikmah ayat do’a disisipkan dalam rentetan
ayatayat puasa, di mana Allah ta’ala berfirman,
Dan do’a yang paling agung dipanjatkan hamba adalah
permintaan ampunan dosa dan permohona agar dibebaskan dari siksa neraka. Terbebas
dari neraka adalah hadiah utama di bulan Ramadhan. Dengan begitu, hendaknya
kita memperbanyak permohonan agar diselamatkan dari siksa api neraka seperti
yang dipanjatkan Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Inilah 7 nasihat singkat yang dapat saya sampaikan sebagai persiapan menjelang Bulan Ramadhan , semoga bermanfaat ya sahabatku semuslim ..
Wassalamu'alaikum Warrahmatullah
Komentar
Posting Komentar