Assalamualaikum sahabat muslim semua nya ..pada kesempatan ini diyan akan share terjemahan Q.S Al Baqarah ayah 65 .Semoga bermanfaat ya sahabat ...
Dan
Sungguh, kamu telah mengetahui orang-orang yang melakukan pelanggaran diantara
kamu pada hari Sabat, lalu kami katakan kepada mereka, "Jadilah
jamu kera yang hina!".
(Al-Baqarah
- 65)
Syekh Muhammad Al Amin Al Harari
dalam tafsirnya Hada’iq Ar-Rauh wa Ar-Rahman menjelaskan, “Ketahuilah
bahwa hukuman umat (bangsa) terdahulu adalah dengan membinasakan mereka atau
mengubahnya dalam bentuk tubuh (wajah) yang buruk. Sedangkan hukuman bagi umat
ini (Muhammad) adalah dengan hukuman (siksa) hati. Dan siksa hati lebih dahsyat
daripada siksa fisik. Adapun tanda siksa hati adalah : tidak merasa
nikmat berbuat ketaatan, tidak takut berbuat maksiat, dan
tidak mengambil pelajaran dari kematian seseorang. Bahkan
semakin tidak puas dengan dunia setiap hari.”
Penjelasan Syekh Al-Harari ini menarik untuk kita renungkan.
Karena sering kali terjadi perdebatan di kalangan umat Islam, tentang konsep
dosa dan bencana, serta hubungan acara keduanya.
Sebagian orang mengaitkan bencana dengan dosa, dan sebagian lainnya
memandang tidak ada kaitan antara keduanya. Hemat kami, hak memberikan bencana
atau hukuman adalah hak prerogratif (istimewa) Allah. Apakah hal tersebut
terkait dengan kehendak Allah, untuk membalas dosa kita ataukah sebagai bentuk
peringatan, kita tidak dituntut sebagai suatu kewajiban untuk mengetahuinya.
Namun yang wajib kita petik sebagai hikmah adalah, hendaknya bencana atau
musibah dapat kita jadikan wasilah untuk instrospeksi diri.
Selain itu sebagai bentuk penyadaran agar kita lebih banyak bersyukur
kepada Allah. Meskipun dosa dan kesalahan kita begitu besar, namun ternyata
rahmat Allah lebih besar bagi umat Muhammad. Karena itulah, sudah seharusnya
kita lebih meningkatkan ketaatan dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjauhi
larangan Allah, sebagai wujud rasa syukur atas rahmat dan karunia Allah kepada
kita. Sebab jika mengkaji umat (bangsa) terdahulu, ternyata mereka mendapatkan
siksa dan azab di dunia begitu pedih. Jika Allah telah memberikan limpahan
rahmat-Nya kepada kita dengan penuh kemurahan dan kasih sayang, apakah patut
kita membalasnya dengan kemaksiatan dan dosa ? Jika itu yang kita lakukan, maka
penjelasan Syekh Al-Harari tepat sekali, yakni bencana hati lebih dahsyat dari
bencana fisik.
Wahai saudaraku, sadarlah, perbaikilah amalmu dengan sekuat
tenaga. Amatilah setiap zaman dengan cermat. Sebab, ada zaman yang keburukannya
banyak dan kebahagiaannya sedikit, kesedihannya tersebar rata, kesusahannya
banyak dan keberkahannya sedikit. Oleh karena itu seorang yang berakal hendaknya
sadar dan berhati-hati, berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan segenap
kemampuannya agar terhindar dari bencana.
Sesungguhnya yang menjerumuskan manusia ke dalam berbagai
bencana ini tiada lain adalah kelalaian, pengabaian, berpalingnya mereka dari
Allah Yang Maha Tinggi, dan keinginan kuat untuk dekat kepada Allah tanpa
diiringi amal yang memadai. Karena itulah Allah Ta’âlâ murka dan tidak
memberikan berkah pada bumi. Sehingga alam porak poranda dan keadaan makhluk
pun terpuruk.
Komentar
Posting Komentar